HIDUP INI SINGKAT KAWAN !!! BERBUAT BAIKLAH UNTUK SESAMA, AGAR HATI MENJADI DAMAI !!! OPTIMALKAN POTENSI DIRI, AGAR HIDUP INI TIDAK SIA - SIA

Kategori Berita

Showing posts with label Hot News. Show all posts

Wednesday, May 14, 2025

thumbnail

Tangisan Anak Negeri

 Edisi, Mei 2025

"Tangisan Dalam Diam: Suara Seorang Anak Bangsa"

Di sudut sebuah desa kecil, di balik jendela reyot rumahnya, seorang anak bangsa duduk termenung. Matanya menatap kosong ke langit, seakan menanti keajaiban yang tak kunjung datang. Hatinya pedih, bukan karena lapar, tapi karena menyaksikan negerinya tercabik oleh kepentingan yang bukan milik rakyatnya.

Ia tumbuh dengan mimpi besar, bercita-cita ingin menjadi manusia yang berguna bagi tanah kelahirannya. Tapi hari ini, mimpinya terasa begitu jauh. Ia melihat bagaimana para pejabat, yang seharusnya menjadi pelayan rakyat, justru sibuk membangun menara untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Mereka lupa akan sumpah jabatan. Mereka lupa bahwa kursi itu milik rakyat, bukan warisan keluarga atau partai.

Lebih menyakitkan lagi, ia menyaksikan teman-teman sebayanya—anak-anak yang katanya tulang punggung bangsa—harus menghentikan langkahnya di gerbang sekolah. Bukan karena tak ingin belajar, tapi karena tak ada uang untuk membayar seragam atau membeli buku. Subsidi pendidikan dan beasiswa yang seharusnya menjadi penyambung harapan, justru jatuh ke tangan anak-anak pejabat dan mereka yang sudah berkecukupan. Tak ada sosialisasi, tak ada pendampingan bagi masyarakat bawah. Seolah mimpi hanya milik mereka yang punya kuasa.

Ia juga menyaksikan bagaimana para pejabat daerah saling bertikai dengan pemerintah pusat. Bukan karena perbedaan visi rakyat, tapi karena ego politik dan loyalitas kelompok yang sempit. Program-program penting tertahan, pembangunan tersendat, dan rakyat jadi korban utama dari drama kekuasaan.

Di parlemen, wakil-wakil rakyat yang dulu disambut sorak sorai saat kampanye, kini bagai hantu tanpa suara. Mereka lupa akan janji-janji, sibuk mencari aman dalam zona kekuasaan, dan perlahan-lahan menjauh dari suara rakyat yang dulu mengangkat mereka.

Dan di jalanan, anak bangsa ini melihat semakin banyak tindak kriminal yang dibiarkan. Kejahatan tumbuh seperti jamur, seolah ada ruang untuk mereka berkembang. Rakyat ketakutan, enggan keluar rumah malam hari, dan kehilangan rasa percaya pada institusi yang katanya berwenang melindungi.

Birokrasi pun tidak lebih baik. Para pegawai negeri di tingkatan bawah lebih percaya pada laporan di atas kertas dibandingkan realita di lapangan. Data demi data dikirim ke atas tanpa pernah benar-benar menyentuh tanah. Akibatnya, kebijakan yang lahir justru meleset dari kebutuhan rakyat sejati.

Anak bangsa itu terdiam. Ia tak ingin menyerah, tapi hari ini ia menangis—bukan karena lemah, tapi karena cinta yang terlukai. Cinta pada negeri yang dulu ia banggakan, yang kini terasa jauh dari cita-cita para pendirinya.

Namun di tengah kesedihan itu, ia masih menyimpan nyala kecil dalam dadanya. Nyala harapan bahwa kelak, akan lahir pemimpin yang benar-benar memihak rakyat. Bahwa akan ada hari di mana keadilan bukan hanya cerita di buku, tapi nyata di tiap sudut negeri.

Dan hingga hari itu datang, ia akan tetap bermimpi… meski dalam diam.

Flag Counter